Pameran Semen pembunuh iklim

Solidaritas transnasionalSave Kendeng

Pada tahun 2017, untuk pertama kalinya aksi protes jaringan solidaritas lintas negara Save Kendeng melakukan aksi di markas besar HeidelbergCement (HC) di Jerman. Gunarti mewakili JMPPK melakukan perjalanan di Jerman dari bulan April sampai Mei 2017. Dalam pemutaran film „Samin vs Semen“ yang terbuka untuk umum, ia menjelaskan tentang penolakan rencana pembangunan pabrik semen. Gunarti juga berbicara di rapat pemegang saham HC dan menuntut penghentian proyek pembangunan pabrik. Sementara itu di luar gedung berlangsung aksi, di mana lima orang melakukan aksi solidaritas dengan memasung kaki mereka dengan semen.

Sepertinya HC akan terus menjalankan rencana ekspansinya meskipun jelas bahwa pembangunan pabrik berdampak buruk bagi manusia dan alam. Pada bulan Mei 2018 aksi protes Save Kendeng kembali dilakukan. Dalam rapat para pemegang saham HC seorang aktivis lingkungan dari Indonesia, Mokh Sobirin (Yayasan Desantara), menjelaskan dan menyerukan kepada para pemegang saham agar tidak membiarkan kepentingan profit justru merusak lingkungan hidup dan mata pencarian banyak orang. Pesan yang yang sama juga disuarakan di demonstrasi yang berlangsung serentak. Masing-masing sembilan orang melakukan aksi pasung kaki dengan semen di depan Kedutaan Jerman di Jakarta dan di depan balai kota Heidelberg selama beberapa jam. Kedua kelompok terhubung secara live. „Kendeng lestari!“ demikian seruan para demonstran dari Jakarta. „Zementfabriken sind nicht prima, sie zerstören Land und Klima“ (tolak pabrik semen, ia merusak tanah dan iklim), balas para demonstran dari Heidelberg.

Pada bulan Mei 2019 rapat pemegang saham HC tidak berlangsung di balai kota seperti tahun-tahun sebelumnya, melainkan di sebuah hotel di Kota Wiesloch. Berpindahnya lokasi bukan penghalang untuk terus melakukan aksi protes. Bersama dengan Watch Indonesia! dan Robin Wood kami melangsungkan aksi dengan tema „Mimpi buruk emisi CO2 dari semen“. Gunarti menuliskan sebuah surat yang dibacakan secara umum di depan aksi. Isi surat tersebut:

„Anda merusak harapan para petani. Anda merampas dari generasi mendatang apa yang diwariskan oleh ibu bumi. Dan Anda merasa seperti raja yang tidak peduli berapa korban yang akan jatuh. Bisa-bisanya Anda merusak persembahan alam? Apakah Anda tidak punya hati? Apakah Anda tidak sadar, bahwa uang Anda pada akhirnya akan tidak bernilai? Apa yang sesungguhnya Anda butuhkan bukankah tidak lebih dari makanan dan minuman, udara bersih, air bersih dan alam yang bersih? Oleh karena itu saya mohon kepada para pemegang saham: hentikan langkah perusakan ini! Hentikan pembangunan pabrik semen di Pegunungan Kendeng! Jangan biarkan alam kita terus dirusak!“